√Lup (kaca Pembesar) ⊗ Full Pembahasanya

Pembahasan Soal MIPA , Baik dari segi perhitungan serta rumus singkatnya, sangatlah dibutuhkan untuk membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh setiap siswa.Kebanyakan dari siswa itu kurang menyukainya karena mereka menganggapnya sangatlah rumit dan susah dengan berbagai rumus yang ada.

√Lup (kaca Pembesar) ⊗ Full Pembahasanya

Dan jika kita lihat dari sisi yang positif, MIPA -Matemarika dan csnya jika kita nalar dari segi logika sebenarnya sangatlagh mudah. Dan kita tidak perlu menghapal rumusnya. Sebab pada dasarnya MIPA meruapakan ilmu pasti yang memang sudah di tentukan dan di golongkan solusi dari permasalahan yang ada,.

Trik Menyukai MIPA : kita jangan anggap MIPA itu pelajaran yang membosankan,dan susah, saat belajar MIPA kita hubungankan dengan dengan kehidupan sehari-hari, belajar MIPA bisa kita buat ke sebuah cerita yang menarik

Terkait:


Lup (kaca pembesar)

Pengertian Lup

Lup atau kaca pembesar atau pembesar sederhana adalah lensa cembung yang digunakan untuk membantu mata melihat suatu benda yang sulit dilihat secara langsung menggunakan mata, misalnya tulisan yang sangat kecil. Lup disebut pembesar sederhana karena lup mempunyai kemampuan terbatas dalam memperbesar bayangan suatu benda. Pada pelajaran selanjutnya, anda akan mempelajari pembesar tidak sederhana seperti mikroskop, teropong bumi dan teropong bintang.

Cara Kerja Lup

Ketika dilihat dari jarak dekat, suatu benda tampak besar tetapi ketika dilihat dari jarak sangat jauh, benda tersebut tampak kecil. Benda berjarak dekat tampak besar karena ukuran bayangan benda yang terbentuk pada retina, besar. Sebaliknya benda yang sama ketika dilihat dari jarak sangat jauh tampak kecil karena ukuran bayangan benda yang terbentuk pada retina, kecil. Jadi besar atau kecilnya suatu benda yang terlihat oleh mata bergantung pada ukuran bayangan benda yang terbentuk pada retina. Besar atau kecilnya bayangan benda yang terbentuk pada retina bergantung pada sudut yang terbentuk antara mata dan benda tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah.

Lup kaca pembesar - 1Benda yang berjarak jauh dari mata terlihat lebih kecil karena mempunyai sudut (θ) lebih kecil (Gambar 1.1). Sebaliknya benda yang berjarak dekat dengan mata terlihat lebih besar karena mempunyai sudut (θ) lebih besar (Gambar 1.2). Dapat disimpulkan bahwa ukuran benda yang terlihat oleh mata dapat diperbesar atau diperkecil dengan cara memperbesar atau memperkecil sudut (θ). Sudut diperbesar dengan cara mendekatkan mata dengan benda, sebaliknya sudut diperkecil dengan cara menjauhkan mata dari benda.

Ulasan di atas dapat diterapkan pada persoalan lain. Jika anda menemukan suatu tulisan yang sangat kecil sehingga anda sulit membaca, apa yang anda lakukan agar dapat membaca tulisan tersebut ? Berpedoman pada ulasan di atas, anda mungkin mendekatkan tulisan ke mata agar sudut yang terbentuk antara tulisan dengan mata lebih besar, sehingga tulisan menjadi lebih besar dan dapat dibaca. Perlu disadari bahwa titik dekat mata normal atau jarak terdekat yang dapat difokuskan mata normal adalah 25 cm karenanya jika jarak antara tulisan dan mata lebih kecil dari 25 cm maka tulisan tampak kabur. Tulisan yang dapat terbaca dari jarak 25 cm saja tampak kabur ketika didekatkan hingga jarak antara tulisan dengan mata lebih kecil dari 25 cm, apalagi tulisan yang tidak dapat terbaca dari jarak 25 cm ? Lalu bagaimana caranya agar tulisan yang mempunyai ukuran huruf sangat kecil tersebut dapat terbaca ? Tentu saja anda membutuhkan bantuan alat optik yang dapat memperbesar tulisan tersebut.

Alat optik seperti cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung tidak dapat digunakan untuk membaca tulisan karena cermin tidak tembus pandang. Sebaliknya lensa tembus pandang sehingga dapat dimanfaatkan untuk membaca tulisan. Pada pelajaran bayangan lensa cekung, dijelaskan bahwa lensa cekung hanya dapat memperkecil bayangan suatu benda. Sebaliknya pada topik bayangan lensa cembung dijelaskan bahwa lensa cembung dapat memperbesar bayangan suatu benda. Karena dapat memperbesar bayangan maka lensa cembung dapat dirancang sebagai lup alias kaca pembesar.
 
Amati kedua gambar berikut ini. Pada gambar 1.3, benda dilihat langsung menggunakan mata, di mana benda tampak kecil karena sudut antara mata dengan kedua ujung benda, kecil. Pada gambar 1.4, mata melihat benda melalui lup. Lup berfungsi membentuk bayangan dan memperbesar bayangan tersebut, sehingga yang dilihat oleh mata adalah bayangan. Bayangan benda yang diamati mata melalui lup tampak lebih besar karena sudut yang terbentuk antara mata dengan kedua ujung bayangan, lebih besar.

Agar mata pengamat dapat melihat bayangan melalui lup maka bayangan harus bersifat maya (bayangan berada di depan lup atau bayangan berada di sisi yang sama dengan benda, seperti pada gambar 1.4). Pada topik bayangan lensa cembung telah dijelaskan bahwa agar bayangan bersifat maya maka jarak benda (s) harus lebih kecil atau sama dengan jarak fokus (f).

Lup kaca pembesar - 2Keterangan gambar :
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
F = titik fokus lup
θ = sudut antara lensa dengan kedua ujung benda. Pada gambar 1.3, lensa yang dimaksud ialah lensa mata, sedangkan pada gambar 1.4, lensa yang dimaksud adalah lensa cembung yang digunakan sebagai lup.

Pada gambar 1.3 (gambar tampak samping), benda berada di sebelah kiri sedangkan mata pengamat berada di sebelah kanan. Pada gambar 1.4 (gambar tampak samping), benda dan bayangan benda yang dihasilkan oleh lensa cembung berada di sebelah kiri sedangkan mata pengamat berada di sebelah kanan.

Cara Menggunakan Lup
 
Ketika jarak benda (s) sama dengan jarak fokus (f) maka bayangan bersifat maya dan jarak bayangan (s’) adalah tak berhingga. Tak berhingga adalah jarak bayangan maya maksimum karena titik jauh mata normal adalah tak berhingga. Sebaliknya jarak bayangan maya minimum adalah 25 cm karena titik dekat mata normal adalah 25 cm.

Ketika mata melihat bayangan maya pada jarak tak berhingga (titik jauh), mata berakomodasi minimum atau otot siliari mata dalam kondisi paling rileks. Untuk mencapai hal ini, jarak antara benda dan lup harus sama dengan jarak fokus lup. Seandainya jarak fokus lup adalah 25 cm maka jarak antara benda dan lup adalah 25 cm.

Sebaliknya ketika mata melihat bayangan maya pada jarak 25 cm (titik dekat) maka mata berakomodasi maksimum atau otot siliari mata dalam kondisi paling tegang. Jika jarak fokus lup adalah 25 cm maka mata melihat bayangan maya pada jarak 25 cm ketika jarak benda sama dengan hasil perhitungan di bawah.
Rumus lensa dan cermin lengkung :
1/s = 1/f – 1/s’
Keterangan : s = jarak benda, f = jarak fokus, s’ = jarak bayangan = titik dekat = 25 cm
Lup merupakan lensa cembung sehingga jarak fokus bertanda positif. Bayangan maya sehingga s’ bertanda negatif.
1/s = 1/f – (-1/s’) = 1/f + 1/s’
1/s = 1/25 + 1/25 = 2/25
s = 25/2 = 12,5 cm
Apabila jarak fokus lup adalah 25 cm maka mata melihat bayangan maya pada jarak 25 cm ketika jarak benda adalah 12,5 cm. Jarak antara benda dengan lup tidak boleh lebih kecil dari 12,5 cm karena bayangan yang dihasilkan oleh lup tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata.

Bagaimana jika panjang fokus lup adalah 50 cm ? Jika jarak fokus lup adalah 50 cm maka mata melihat bayangan maya pada jarak 25 cm ketika jarak benda sama dengan hasil perhitungan di bawah.
1/s = 1/f – (-1/s’) = 1/f + 1/s’
1/s = 1/50 + 1/25 = 1/50 + 2/50 = 3/50
s = 50/3 = 16,67 cm
Apabila jarak fokus lup adalah 50 cm maka mata melihat bayangan maya pada jarak 25 cm ketika jarak benda adalah 16,7 cm. Jarak antara benda dengan lup tidak boleh lebih kecil dari 16,7 cm karena bayangan yang dihasilkan oleh lup tidak dapat dilihat dengan jelas oleh mata.

Perbesaran Sudut Lup

Apakah ukuran bayangan benda yang dilihat melalui lup lebih besar ketika diamati oleh mata berakomodasi minimum atau mata berakomodasi maksimum ? Manakah yang sebaiknya digunakan sebagai lup, lensa cembung yang mempunyai panjang fokus besar atau lensa cembung yang mempunyai panjang fokus kecil ? Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab setelah anda mempelajari rumus lup (kaca pembesar).

Ebook Alat Optik 248.70 KB

(Ukuran kertas : F4, Jumlah halaman : 66)

Materi Pembelajaran :

  1. Cermin Cekung
  2. Cermin Cembung
  3. Lensa Cekung
  4. Lensa Cembung
  5. Rabun Jauh
  6. Rabun Dekat
  7. Kacamata
  8. Lensa Kontak
  9. Lup
  10. Mikroskop
  11. Teleskop

Massa jenis dan berat jenis

Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan alias massa jenis alias densitas (density). Kerapatan alias massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis ditulis :

ρ = m/V

ρ merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk menyatakan kerapatan, m adalah massa dan V adalah volume. Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya berbeda dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari permukaan bumi, kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada faktor lingkungan seperti temperature (suhu) dan tekanan.

Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3). Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat.

Zat

Kerapatan (kg/m3)

Zat Cair

Air

Air Laut

Darah

Bensin

Air raksa

1,00 x 103

1,03 x 103

1,06 x 103

0,68 x 103

13,6 x 103

Zat Padat

Es

Aluminium

Besi & Baja

Emas

Gelas

Kayu

Tembaga

Timah

Tulang

0,92 x 103

2,70 x 103

7,8 x 103

19,3 x 103

2,4 – 2,8 x 103

0,3 – 0,9 x 103

8,9 x 103

11,3 x 103

1,7 – 2.0 x 103

Zat Gas

Udara

Helium

Hidrogen

Uap air (100 oC)

1,293

0,1786

0,08994

0,6

Kerapatan zat yang dinyatakan dalam tabel di atas merupakan kerapatan zat pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atm (atmosfir alias atm = satuan tekanan).

Berat Jenis

Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Berat jenis suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air). Berat jenis tidak memiliki dimensi.

Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka benda akan terapung. Berat jenis benda yang terapung lebih kecil dari 1. Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka berat jenisnya lebih besar dari 1. Untuk kasus ini benda tersebut akan tenggelam.

Massa jenis dan berat jenis

Salah satu sifat penting dari suatu zat adalah kerapatan alias massa jenis alias densitas (density). Kerapatan alias massa jenis merupakan perbandingan massa terhadap volume zat. Secara matematis ditulis :

ρ = m/V

ρ merupakan huruf yunani yang biasa digunakan untuk menyatakan kerapatan, m adalah massa dan V adalah volume. Kerapatan alias massa jenis fluida homogen (sama) pada dasarnya berbeda dengan kerapatan zat padat homogen. Besi atau es batu misalnya, memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida, misalnya atmosfer atau air. Pada atmosfer bumi, makin tinggi atmosfir dari permukaan bumi, kerapatannya semakin kecil sedangkan untuk air laut, misalnya, makin dalam kerapatannya semakin besar. Massa jenis alias kerapatan dari suatu fluida homogen dapat bergantung pada faktor lingkungan seperti temperature (suhu) dan tekanan.

Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3). Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat.

Zat

Kerapatan (kg/m3)

Zat Cair

Air

Air Laut

Darah

Bensin

Air raksa

1,00 x 103

1,03 x 103

1,06 x 103

0,68 x 103

13,6 x 103

Zat Padat

Es

Aluminium

Besi & Baja

Emas

Gelas

Kayu

Tembaga

Timah

Tulang

0,92 x 103

2,70 x 103

7,8 x 103

19,3 x 103

2,4 – 2,8 x 103

0,3 – 0,9 x 103

8,9 x 103

11,3 x 103

1,7 – 2.0 x 103

Zat Gas

Udara

Helium

Hidrogen

Uap air (100 oC)

1,293

0,1786

0,08994

0,6

Kerapatan zat yang dinyatakan dalam tabel di atas merupakan kerapatan zat pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atm (atmosfir alias atm = satuan tekanan).

Berat Jenis

Berat jenis merupakan perbandingan kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air. Berat jenis suatu zat dapat diperoleh dengan membagi kerapatannya dengan 103 kg/m3 (kerapatan air). Berat jenis tidak memiliki dimensi.

Apabila kerapatan suatu benda lebih kecil dari kerapatan air, maka benda akan terapung. Berat jenis benda yang terapung lebih kecil dari 1. Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air, maka berat jenisnya lebih besar dari 1. Untuk kasus ini benda tersebut akan tenggelam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "√Lup (kaca Pembesar) ⊗ Full Pembahasanya"

Posting Komentar